Seri 11: KANON KITAB SUCI
Seri 11
KANON KITAB SUCI
Berdasarkan Tradisi Suci apostolik Gereja membedakan 73 buku inspiratif, yang terdiri dari 46 buku Perjanjian Lama dan 27 buku Perjanjian Baru.
Buku Perjanjian Lama adalah buku-buku suci yang diilhami secara ilahi dan tetap memiliki nilai. Perjanjian Lama berkiblat menyiapkan Kristus dan menjadi buku-buku sumber pengajaran luhur dan memperdengarkan kebijaksanaan. Karena itu, Gereja selalu menghormati Kitab Suci Perjanjian Lama sebagai Sabda Allah yang benar. Gereja menolak atau mengutuk Markionisme, yaitu bidaah yang mengklaim bahwa Perjanjian Lama telah dibatalkan.
Buku Perjanjian Baru adalah tindakan, penderitaan, dan pemuliaan Yesus Kristus dan permulaan Gereja di bawah Roh Kudus. Injil adalah jiwa (hati) semua Kitab Suci dan sumber prinsip hidup Kristus dan pengajaran-Nya.
Tiga tahap pembentukan dan pendidikan Injil: Pertama, apa yang dilakukan Yesus selama hidup di antara kita. Kedua, apa yang diajarkan oleh Gereja secara lisan di bawah kuasa Roh Kudus mengenai Yesus sesudah kenaikan-Nya. Ketiga, Apa yang dipilih oleh keempat penulis injil untuk ditulis dan dibentuk seturut situasi atau kondisi Gereja-Gereja mereka.
Gereja menunjukkan kesatuan rencana Allah dengan melihat jenis- jenis Perjanjian Lama yang menggambarkan apa yang diselesaikan Yesus. Perjanjian Baru harus dibaca dalam terang Perjanjian Lama yang mempertahankan nilai yang terkandung di dalam Perjanjian Lama, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh umat Kristen perdana. Dengan kata lain, Perjanjian Baru terletak tersembunyi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama terselubung dalam Perjanjian Baru. Peristiwa-peristiwa Perjanjian Lama (seperti panggilan para Bapa Gereja dan Kisah Keluaran) memiliki nilai dalam rencana Allah meskipun merupakan tahap-tahap menengah.
St. Hieronimus menegaskan, dengan membaca Kitab Suci, umat beriman belajar pengetahuan mengenai Yesus Kristus. Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus. Setiap orang harus berkomunikasi dengan Kitab Suci. Sabda Allah harus menjadi jiwa dari teologi (dalam seluruh bentuk) dan melayani Sabda.
Bersambung ... P. Tinus Sirken, O.S.C..