Seri 9
Seri 9
Harus terdapat keharmonisan antara para Uskup dan umat beriman, supaya tetap setia kepada pengajaran apostolik dengan mengikuti Tradisi Suci.
Para Uskup dalam kesatuannya dengan Paus melaksanakan otoritas dalam nama Yesus. Mereka adalah para penafsir otentik yang memberi interpretasi dari Sabda Allah (tertulis dan lisan) bagi tugas pengajaran Gereja. Gereja mengajarkan apa yang telah dicurahkan oleh Roh Kudus, dan menguraikan Sabda Allah dari tanggapan iman. Umat beriman patuh kepada para pastornya, mendengarkan Sabda Kristus: “dia yang mendengarkan engkau, mendengarkan-Ku” (Lukas 10:16).
Gereja mengusulkan kebenaran-kebenaran yang sungguh-sungguh terkandung dalam atau yang berhubungan penting dengan Sabda Ilahi, itulah dogma. Umat beriman harus mematuhi kebenaran-kebenaran ini dengan iman. Kebenaran-kebenaran (dogma) dihubungkan dengan hidup spiritual sebab menerangi jalan kekudusan kepada Kristus, dasar Gereja.
Umat beriman yang diurapi dengan Roh Kudus, dapat memahami dan berpegang pada kebenaran-kebenaran ini. Para uskup dan umat beriman, dengan cita rasa iman adikodratinya (sensus fidei), mewujudkan perjanjian universal dalam iman atau moral, dan dalam keutuhan satu tubuh umat beriman. Dibimbing oleh Magisterium Gereja, mematuhi kebenaran-kebenaran dan memakainya dalam hidup harian.
Iman bertumbuh dengan cara mempelajari orang-orang percaya, dengan penelitian teologi dan membaca Kitab Suci dan dengan pengajaran. Berarti Tradisi Suci, Kitab Suci dan Magisterium Gereja berhubungan satu sama lain dan yang satu tidak bisa berdiri tanpa yang lain.
Allah menggunakan Sabda untuk berbicara. Sama seperti Tuhan Yesus mengambil wujud (rupa) manusia, Allah berbicara kepada kita dalam bahasa- bahasa manusia. Dalam seluruh Kitab Suci, Allah berbicara melalui Sabda, yang mengungkapkan Diri-Nya secara komplit. Ucapan Allah itu bergemah di dalam mulut semua penulis suci” (St. Agustinus). Maka Gereja memuliakan Kitab Suci, sama seperti Gereja memuliakan Tubuh Tuhan Yesus Kristus. Gereja memberi makan semua umat beriman dari satu meja Sabda Allah dan Tubuh Kristus.
Allah sendiri adalah penulis Kitab Suci sebab Kitab Suci telah ditulis di bawah bimbingan Roh Kudus. Gereja menerima buku-buku Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru bersama seluruh bagian- bagiannya sebagai buku suci dan kanonikal.
Allah memilih dan menginsiasi orang-orang tertentu yang menggunakan kekuatan (ketrampilan) dirinya dalam menulis. Roh Kudus menunjuk kepada mereka apa yang Allah inginkan untuk ditulis. Mereka adalah penulis yang benar. Sebab semua yang ditulis telah ditegaskan oleh Roh Kudus. Dengan demikian, iman umat kristiani bukanlah “agama buku”, tetapi iman kepada Sabda Allah yang hidup, yaitu Yesus.
Bersambung ... P. Tinus Sirken, O.S.C..