INTER MIRIFICA (INMI) AWARDS ke-3 adalah Lomba Media Cetak 2014 se-Keuskupan Agung Jakarta yang dianugerahkan untuk mengevaluasi dan mengapresiasi karya para pengelola Majalah dan Lembar Warta Mingguan Paroki. Ajang ini diselenggarakan dalam rangka merayakan HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA ke-48.
Kali ini Komunika mendapatkan 3 tropi penghargaan:
FEATURE TERBAIK [edisi 03 / 2013 karya Maria Etty – Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Komunika ]
FOTO/ILUSTRASI TERBAIK [“Nasi Murah dan Solidaritas” edisi 02 / 2013 karya Andreas Dhani Soegara – Kartunis Majalah Komunika]
BEST OF THE BEST [Majalah Paroki terbaik se Keuskupan Agung Jakarta]
Sementara itu Warta Monika juga mendapatkan penghargaan dalam kategori LEMBARAN WARTA MINGGUAN PAROKI TERBAIK
Sie Komsos Paroki Santa Monika mengucapkan terima kasih kepada para Romo, pengurus Dewan Paroki Pleno, para kontributor Majalah Komunika dan Warta Monika serta semua pihak yang telah memberikan perhatian dan dukungannya. Semoga penghargaan INMI Awards ini memberikan kebanggaan bagi kita semua sebagai umat Paroki Santa Monika dan menyemangati kita dalam tugas perutusan dan karya pelayanan
Seorang gadis kecil pernah bertanya kepada saya apakah natal itu ulang tahun Tuhan Yesus sehingga harus membawa kado pada waktu pergi ke misa natal ? Pertanyaan yang sama yang akhirnya saya tanyakan kepada diri sendiri saat ini dan juga kepada Anda semua,ketika hanya dalam hitungan minggu, kita kembali menyambut kelahiran bayi mungil, sang Juruselamat. Apa yang akan saya bawa sebagai hadiah pada misa natal nanti ? Seperti apakah hadiah yang terbaik yang akan menyenangkan hati Nya ? Apakah Anda sudah menentukan hadiah apa yang akan Anda berikan ? Ataukah kita sama-sama hanya menunggu diberi hadiah oleh sang Juruselamat atau hanya sibuk saling memikirkan hadiah apa yang akan Anda berikan kepada keluarga,teman-teman dsb yang dekat di hati Anda ?
Mungkin menurut Anda, apapun hal baik yang kita lakukan ,pasti berkenan untuk sang Juruselamat.
Tidak salah, tetapi kalau wujudnya hanya dengan membeli kalender di halaman gereja sebagai donasi atau menyumbangkan pakaian2 Anda,sekalian bersih-bersih menjelang akhir tahun dan kemudian menyumbangkannya ke bazar amal di gereja, kalau iklan biskuit jadul itu namanya “Sudah tradisi”
Beberapa hari yang lalu, saya ikut blusukan bersama beberapa umat St.Monika yang sama-sama punya idola dengan tagline “Lakukan hal yang kecil dengan cinta yang besar “. Ya, itu prinsip hidup yang diajarkan Ibu Teresa. Tidak perlu jauh-jauh ke India karena sebenarnya mereka yang tertarik dengan apa yang Ibu Teresa lakukan, melihat kehadiran Tuhan dalam diri setiap orang,bisa melakukannya dimana saja. Bahkan apabila Anda merasa lebih bersemangat kalau melakukannya bersama-sama, sejak 8 Pebruari 2013 yang lalu, sudah terbentuk Kerabat Kerja Ibu Teresa di area BSD. Bukan organisasi, tetapi sekumpulan orang-orang yang ingin lebih dekat satu sama lain sebagai keluarga,melakukan pelayanan kasih kepada mereka yang miskin, bukan hanya miskin materi tetapi juga miskin kasih sayang,miskin perhatian dsb.
Jadilah saya bergabung dengan mereka,bukan ke Kalkuta, tapi ke Desa Suradita yang letaknya tidak jauh dari BSD City. Salah satu acara mereka tiap bulan adalah “warung sehat”,membagikan makanan bergizi kepada masyarakat miskin di sana. Yang menarik bagi saya, mereka bukan hanya sekedar membagikan seperti yang sering kita saksikan dari baksos ke baksos, tetapi mereka benar-benar melakukan yang disarankan oleh Ibu Teresa “Hanya dengan mengenal secara pribadi,kamu dapat mengerti dan mencintai sesama “
Ada tegur sapa, layaknya seorang kerabat yang lama tidak bertemu, ada tawa canda,bernyanyi bersama dan belaian buat anak-anak kecil yang matanya berbinar setelah menerima segelas susu dan sepotong roti, ada acara sisir menyisir dan membersihkan tubuh seorang nenek usia lanjut yang terbaring lemah di depan rumahnya.Ada tangan-tangan yang mengisi rantang keluarga tunanetra. Terdengar pula ucapan syukur bahwa mereka masih diberi kesempatan makan nasi yang kualitasnya baik yang tidak sanggup mereka beli sendiri atau keluhan kecewa bagi mereka yang terlambat datang dan ayam goreng lezat sudah habis dinikmati yang lain.
Saya bertugas membagikan nasi dan pelajaran untuk saya saat itu adalah ketika seorang nenek renta menyodorkan piring usangnya,sambil berkata “Saya tidak perlu nasi, saya sudah punya di rumah, saya hanya mau ayam gorengnya saja“ Di tempat kumuh tersebut ternyata keserakahan bisa dikalahkan oleh kesederhanaan hidup seorang nenek.
Tidak ada gegap gempita menurunkan puluhan bungkus mie instant, tidak ada keriuhan pembagian kupon dan mereka yang antri untuk mendapatkan sembako,setelah itu selesai, yang menyumbang dan yang disumbang bahkan tidak saling mengenal. Yang saya lihat hanyalah hal sederhana yang coba dilakukan dengan cinta yang besar,mereka melayani SESEORANG, bukan lagi melayani untuk SESUATU, sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan : “Segala sesuatu yang kamu lakukan bagi saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku “ (Mat 25:40)
Jadi, KASIH lah hadiahnya. Berikan bukan hanya materi tetapi juga CINTA KASIH Anda kepada sesama yang membutuhkan,sehingga dalam misa natal nanti Anda bisa berkata kepada bayi dalam palungan “Sudah kucoba berikan yang terbaik untukMu,kasih kepada sesamaku, sudah kucoba, bukan mulutku yang berkhotbah, tetapi tangan-tanganku untuk memuliakan namaMu”
Why don't you give love on Christmas day,the man on the street and the couple upstairs.all need to know that there’s one cares, give love on Christmas day,no greater gift is there than love (Michael Jackson)
Saya masih ingat lelucon Pastor Andang Binawan SJ : Kalau Hari Raya Kenaikan Tuhan, tidak perlu berdoa rosario ? Kenapa? Karena ibu Maria sibuk mengambil rapor kenaikan Tuhan Yesus.
Masih ingatkah Anda hari-hari ketika Anda sibuk mengingatkan orang tua Anda untuk mengambil rapor Anda di sekolah, sementara Anda H2C (harap harap cemas )menunggu apakah Anda akan naik kelas atau tidak ?
Dengan berlalunya waktu, mungkin sekarang Anda lah yang sibuk mengambil rapor putra putri Anda ketika musim kenaikan kelas tiba.
Apakah Anda pernah membayangkan bahwa bertahun-tahun kemudian setelah Anda berusia lanjut, Anda juga bisa menerima rapor ? Anda juga bisa melihat betapa hasil rapor Anda bisa membuat anak Anda lega atau malah cemas ?
Itulah yang terjadi ketika acara Lansia Fiesta berlangsung,di aula gereja St.Monika, Minggu 8 September 2013 yl. Panitia memberikan layanan gratis kepada para lansia yang sudah mendaftar untuk mengikuti test kadar dementia atau kepikunan dan hasil test bisa dibawa pulang.
Dan terjadilah hal-hal yang membuat saya terpesona. Ada lansia yang begitu senang dengan hasil test nya, langsung mewartakan kepada setiap orang yang berada di sekitarnya berapa nilai yang diperolehnya.Ada yang tersenyum lebar, merasa lega dianggap belum pikun, ada yang hanya terdiam, melipat hasil test, menyimpannya ke dalam saku. Ada anak yang langsung meminta hasil test dari ibunya dan kemudian bersyukur bahwa sang ibu belum termasuk kategori pikun.”Syukurlah, berarti kalau mama meminjamkan uang ke orang lain, tentunya mama masih ingat siapa orangnya dan berapa jumlahnya” Ada juga yang sibuk membandingkan dengan hasil teman-temannya.
Saya belum sampai ke usia yang dapat dikategorikan sebagai lansia, jadi tentunya saya tidak tahu pasti seperti apa rasanya ketika melalui hasil test,dinyatakan belum pikun, tetapi melihat aneka ekspresi dan reaksi para lansia di hari itu, saya belajar, bahwa berapapun usia kita, setiap hari adalah hari baru yang ingin kita nikmati tanpa terganggu oleh keterbatasan kita. Dinyatakan tidak pikun mungkin sangat melegakan bagi para lansia karena artinya mereka masih bisa mandiri dan tidak merepotkan anak-anak dan cucu-cucu mereka.Dinyatakan orang tuanya belum pikun pun ternyata melegakan juga bagi para anak-anak mereka.
Ya, bersyukurlah bersama-sama,bagi Anda yang masih diberikan kesempatan menemani anak cucu Anda, juga bagi Anda yang masih diberikan kesempatan ditemani oleh orang tua Anda.Tidak semua orang mendapat kesempatan yang sama. Berilah cinta tulus kepada orang tua Anda seperti yang tertulis dalam alkitab, seperti apa pun kondisi mereka,karena setelah mereka tiada,yang dapat Anda berikan hanya doa dan bunga (st)
Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya. Pohon besar tumbuh mendekati langit dan menjauhi tanah.Ia merasa telah melihat segala dari ketinggiannya,namun masih ingatkah ia dengan sepetak tanah mungil waktu masih kerdil dulu ? Setiap jenjang memiliki dunia sendiri,yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi. Tak bisa kembali ke kacamata yang sama bukan berarti kita lebih mengerti dari yang semula. Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu.Dapatkah kita kembali mengerti,apa yang ditertawakan bocah kecil atau yang digejolakkan anak belasan tahun seiring dengan kecepatan zaman yang melesat meninggalkan ? (dikutip dari Jembatan zaman-Dee Lestari 1988)
Menutup serangkaian acara pesta nama St.Monika 2013, panitia berbagi kebahagiaan bersama-sama umat lansia di Aula Benediktus, Minggu, 8 September 2013.
Masih mengusung tema sebelumnya, dimana diselenggarakan seminar bertajuk Stimulasi otak pada lansia, bagi umat yang terpanggil untuk melayani lansia,acara untuk umat lansia yang kali ini dibuka oleh Pastor Lukas Sulaeman OSC, dilanjutkan dengan bincang sehat “kiat bugar di usia senja” dengan nara sumber pasutri Dr.Yuda Turana Sp.S & dr.Sheila Agustini Sp.S. yang juga umat paroki St.Monika.Sementara di halaman gereja satu persatu umat lansia mengikuti test “kadar dementia”.
Antusias umat lansia yang melebihi kapasitas aula Benediktus membuktikan bahwa mereka menyadari bahwa menjadi tua tidak menjadikan mereka sudah mengerti segalanya. Jaman berganti, teknologi berkembang, mereka juga ingin mengetahui bagaimana caranya tetap bugar di usia senja.
Menyelaraskan dengan usia peserta, acara dibuat dalam bentuk visual, olah tubuh dan kuis. Panitia memberikan hadiah kepada tiga peserta yang berusia di atas 80 tahun tetapi masih aktif dan belum pikun. Semoga Oma Lita (92 tahun), Opa Josef (84 tahun) dan Opa Martinus (83 tahun) bisa menjadi inspirasi bagi lansia yang lain agar tetap menjaga kebugaran tubuh termasuk otak. Selain itu untuk peserta yang dengan segala keterbatasannya masih antusias mengikuti Senam Vitalisasi Otak juga diberikan hadiah.
Acara ditutup dengan makan siang bersama dan penarikan door prize.
Seluruh peserta pulang dengan paket lengkap : Goody bag berisi kebutuhan lansia, ilmu dari Dr.Yuda,bagaimana menstimulasi otak agar tidak pikun, pelajaran tentang Senam Vitalisasi Otak dari Dr.Sheila, lembar rapor dari hasil test kadar dementia dan tentu saja dengan penuh rasa syukur,masih diberikan kesempatan oleh Sang Pencipta untuk menikmati sejenak berkumpul bersama teman-teman sebaya (st)
Sebagai umat katolik, tentunya hafal bagaimana mewartakan Kabar Gembira (=Injil) dilakukan pada zaman dulu sebagaimana yang dapat dibaca dalam kitab suci, seperti berjalan berhari-hari, beribu-ribu kilometer, masuk dari kota yang satu ke kota yang lain.
Mungkin masih ingat kisah Anne Frank, salah satu gadis muda usia keturunan Yahudi yang terpaksa bersembunyi di loteng rumah untuk menghindari kejaran tentara NAZI. Bagaimana dari hari ke hari Anne menuliskan apa yang terjadi dalam buku harian hadiah ulang tahun yang ke-12 dari ayahnya yang kemudian diterbitkan dan justru terkenal di seluruh dunia setelah penulisnya tiada.
Lima belas atau sepuluh tahun yang lalu mungkin Anda atau orang tua Anda masih melakukan rutinitas pagi, membuka pintu rumah sambil mengambil koran di depan rumah, kemudian sibuk membaca sambil menikmati sarapan pagi.
Ketika zaman berganti, tahun berlalu, teknologi berkembang, tentu saja di 2013 ini tidak perlu lagi berjalan kaki beribu-ribu kilometer untuk mewartakan sesuatu. Orang juga tidak perlu lagi menulis di atas berlembar-lembar kertas untuk mengungkapkan apa yang sedang dialami atau apa yang diinginkan. Rutinitas pagi juga sudah berganti menjadi, bangun tidur, buka smartphone atau blackberry dan mulailah melakukan olahraga jari untuk membalas BBM, mencari berita sambil menyeruput kopi atau menikmati teh hangat.
Ya, di zaman ini, bahkan hanya dengan telepon cerdas yang Anda miliki. Anda bisa bangun tidur langsung go blog !
Apa itu BLOG? Blog atau weblog blog sering digunakan untuk menulis aktivitas sehari-hari yang terjadi pada penulisnya, ataupun merefleksikan pandangan-pandangan penulisnya tentang berbagai macam topik yang terjadi dan untuk berbagi informasi - blog dapat juga menjadi sumber informasi bagi para hacker, pencuri identitas, mata-mata, dan juga para penulis naskah. Banyak berkas-berkas rahasia dan penulisan isu sensitif ditemukan dalam blog-blog. Blog-blog yang disajikan dapat menimbulkan masalah hukum, mulai dari pemecatat seseorang dari pekerjaannya, diblokir aksesnya, didenda, dan bahkan ditangkap.(Sumber : Wikipedia). Go blog merupakan kependekan dari go blogging, dimana Anda berselancar di dunia maya, membuka blog-blog yang ada untuk mendapatkan berita, berkomentar dsb dsb.
Karena go blog itu juga dapat digunakan untuk mewartakan Kabar Gembira, maka Sie Komsos Paroki St. Monika mengadakan lokakarya sehari bagi umat katolik untuk memperkenalkan apa dan bagaimana caranya nge-blog atau mengelola pada tgl 22 September 2013 di Ruang St. Dorotea.
Pesertanya beragam, mulai dari umat senior yang jelas membuktikan bahwa usia tidak menghalangi seseorang untuk menambah pengetahuannya. Meminjam istilah Bpk. J.B.Soedarmanta kepada saya beberapa waktu yang lalu, Non scholae sed vita discimus (Kita belajar bukan untuk ijazah, tetapi untuk hidup),para ibu dari komunitas Wanita Katolik, sampai orang tua yang mengajak putra/putrinya belajar bersama-sama.
Acara dibuka oleh Pem-Red Komunika, bpk Petrus Eko Soelarso yang mewartakan kabar baik dengan menyatakan website Santa Monika cukup sukses karena sering sekali diserang hacker. Sebagaimana kata orang bijak “Sesuatu yang gemerlap yang lebih sering menjadi sasaran timpuk”. Tentunya Anda mengerti apa yang dimaksud oleh Pem-Red itu.
Nara sumber untuk belajar go blog adalah Levi Jordan yang untuk usianya yang masih jauh sekali dari setengah abad tentu saja tergolong manusia cerdas.
Hal yang menarik dalam acara belajar go blog kali ini adalah dinamika para pesertanya. Ada yang sukarela berbagi pakai fasilitas wi-fi, ada yang membawa kabel extension dan menawarkan kepada para peserta yang lain, mungkin ada yang memerlukan. Jadi, kalau Anda pesimis bahwa di zaman sekarang sudah termasuk langka manusia yang mau berbagi, mau bertenggang rasa, bersyukurlah karena di antara umat St.Monika ternyata kebersamaan masih ada, sampai ke lingkup kecil, belajar bersama-sama.
Setelah acara belajar bersama selesai, beberapa umat secara sukarela mengajukan diri untuk ikut berpartisipasi aktif dalam website St.Monika, untuk menjadikan team yang sudah ada semakin solid.
Walaupun Tuhan tidak punya FB, saya tetap penggemarnya, walaupun Tuhan tidak punya Twitter, saya tetap mengikutinya…….Apakah Tuhan punya blog ? Yang jelas Tuhan punya sumbernya. ALKITAB. Maksudnya, bukan hanya teks atau tulisan pada masa lalu, tetapi Alkitab yang nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Tutur kata, sikap dan perbuatan kita merupakan Kabar Gembira yang kita wartakan sehingga pantas disebut Injil yang hidup sehingga lebih mudah dibaca dan dimengerti oleh orang yang berjumpa dengan kita. Setiap orang semua memiliki tugas dan kewajiban untuk mewartakan Kabar Gembira dari sumber tersebut sesuai perkembangan zaman. Jadi………wartakan dengan lantang sampai ke ujung dunia………dengan go blog ! (st)