Bacaan I : Sir. 27:4-7; Bacaan II : 1Kor. 15:54-58;
Bacaan Injil : Luk. 6:39-45.
HATI YANG BERSIH
Suster Ann Nu Thawng seorang biarawati Katolik dari Myanmar, anggota Kongregasi Suster Xaverian menjadi perhatian dunia ketika ia sambil menangis dan berlutut di depan barisan polisi di Myitkyina, Myanmar. Dia memohon agar mereka tidak menggunakan kekerasan terhadap para demonstran muda yang berlindung di kliniknya. Dalam momen yang penuh haru tersebut, ia menawarkan nyawanya jika polisi merasa perlu untuk membunuh seseorang. Tindakannya yang berani ini terekam dalam video dan foto yang menarik perhatian Paus Fransiskus dan media internasional. Saat itu Myanmar sedang dilanda serentetan aksi protes menentang kudeta militer 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. Berkat keberaniannya, sekitar 100 demonstran tidak jadi ditangkap oleh polisi. Suster Ann menjadi simbol harapan dan kemanusiaan di tengah situasi yang penuh kekerasan dan ketidakadilan di Myanmar.
Bacaan Injil hari ini menyoroti tindakan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang merasa paham, mengerti dan merasa mempunyai kompetensi namun sebenarnya tidak paham apa yang dilakukannya. Orang-orang seperti ini minta dijadikan panutan padahal tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Ini seperti orang buta menuntun orang buta. Keduanya akan jatuh ke lobang yang sama. Mereka juga berperilaku seperti orang munafik, mudah melihat kesalahan orang lain, padahal “balok di dalam matanya sendiri tidak diketahuinya” [Luk 6:42].
Karena itu perlu berhati-hati dalam memilih seorang pimpinan, Dalam bacaan pertama yang di ambil dari kitab Sirakh mengungkapkan dengan indah namun lugas bagaimana menilai seseorang: “Sebagaimana buah menunjukkan perawatan pohonnya begitu juga ucapan orang menyatakan apa yang dipikirkan hatinya” [Sir 27:6].
Tindakan heroik Suster Ann tidak muncul secara insidentil namun yang jelas berasal dari hati nurani yang bersih. Ini tentu merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukannya selama bertahun-tahun dari Sang Guru yaitu Yesus Kristus yang rela memberikan nyawanya bagi penebusan dosa umat manusia. Suster Ann menyadari bahwa dalam persekutan dengan Tuhan jerih payahnya tidak sia-sia [1 Kor 15:58].
Minggu depan kita semua akan memasuki Masa Prapaskah. Adalah waktu yang tepat untuk melakukan pantang dan puasa, bukan hanya secara ritual namun juga secara spiritual agar kita semakin memiliki hati yang bersih. [CT]