Bacaan I: Kel. 3:1-8a,13-15, Bacaan II: 1Kor. 10:1-6,10-12,
Bacaan Injil: Luk. 13:1-9
BERUBAH UNTUK BERBUAH
Bangsa Israel mengalami penderitaan di Mesir karena Firaun membebankan lebih banyak pekerjaan kepada mereka. Ini membuat bangsa Israel pun menjerit dan berteriak meminta pertolongan kepada Allah. Teriakan dan doa mereka didengar oleh Allah yang Maha Tahu dan Maha Mendengar. Untuk itu Allah memanggil Musa dengan tugas besar yaitu membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.
Bacaan pertama dari kitab Keluaran mengisahkan panggilan Musa yang saat itu sedang hidup tenang di tanah Midian. Musa yang menghabiskan masa mudanya di istana Firaun tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah memperkenalkan diri kepada Musa [Kel 3:6] dan saat Musa menanyakan nama-Nya Allah menjawab “Aku adalah Aku”. Nama Allah adalah sangat sakral bagi orang Israel sehingga pantang untuk disebutkan. Setelah itu mulailah tugas perutusan Musa.
Dalam sejarah keselamatan, Allah setia menyertai bangsa Israel dengan memberi makan dan minum selama perjalanan menuju tanah terjanji. Pengalaman rohani yang luar biasa ini menjadi dasar wejangan Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus dalam bacaan kedua. Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa meski bangsa Israel telah menerima keselamatan dan berkat dari Allah, mereka masih saja jatuh dalam dosa dan melakukan perbuatan yang menyakiti hati Allah sehingga mereka dibinasakan.
Kebinasaan juga akan menimpa siapa saja yang tidak bertobat. Demikian dalam bacaan Injil hari ini Yesus berpesan kepada beberapa orang yang datang kepada-Nya. Lebih lanjut, Yesus memberikan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Ini melambangkan orang-orang Yahudi yang kelihatan saleh, rajin beribadah dan baik tetapi tidak menghasilkan apapun bagi kemulian Allah. Pohon yang seperti ini tentu tidak ada gunanya sehingga layak ditebang.
Apakah hidup kita seperti pohon ara yang tumbuh tetapi tidak berbuah? Bagaimana dengan keseharian kita dalam pelayanan apakah sungguh-sungguh berbuah dan menjadi berkat bagi sesama? Jika hidup kita masih seperti itu maka langkah yang harus dilakukan adalah bertobat. Pesan dan perumpamaan Yesus ini adalah bahwa masih ada waktu untuk berubah dan kemudian berbuah. Dalam masa PraPaskah di tahun Yubileum ini saatnya kita untuk merenungkan dan memperbaharui hidup kita serta memohon indulgensi penuh kepada kemurahan-Nya. Amin [MDR]