Bacaan I: Kej. 15:5-12,17-18, Bacaan II: Flp3:17-4:1,
Bacaan Injil: Luk. 9:28b-36
BERDIRI TEGUH DI DALAM TUHAN
Ada beragam pendapat dari orang-orang Yahudi pada waktu itu mengenai siapa Yesus menurut mereka. Ada yang mengatakan Dia adalah Yohanes Pembaptis, ada yang mengatakan Elia dan ada pula yang berpendapat bahwa Dia adalah salah satu dari nabi-nabi zaman sebelumnya yang bangkit. Petrus sendiri berpendapat bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Namun pengenalan para murid kepada Yesus tidak sekaligus jadi. Mereka memerlukan peneguhan.
Delapan hari setelah pengakuan Petrus itu, Yesus mengajak dia, Yohanes, Yakobus, naik keatas gunung untuk berdoa. Ketika Yesus berdoa, mereka tertidur. Saat terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya sedang berbincang dengan Musa dan Elia tentang kepergian-Nya yang akan digenapi di Yerusalem. Para murid menjadi takjub dan terkesima melihat kejadian langka itu. Seakan tidak menginginkan hal tersebut berakhir, maka saat Musa dan Elia hendak meninggalkan Yesus Petrus menawarkan untuk mendirikan tiga kemah, untuk ketiga orang yang sangat mereka hormati itu. Ketika mereka berkata demikian datanglah awan menaungi mereka dan terdengarlah suara “Inilah Anak-Ku, pilihanKu, dengarkanlah Dia”.
Bacaan pertama mengisahkan perjanjian TUHAN dengan Abram di mana TUHAN berjanji kepadanya untuk memberikan keturunan sebanyak bintang di langit [Kej 15:5] dan “Kepada keturunamulah Kuberikan negeri ini, mulai dari Sungai Mesir sampai ke Sungai Efrat, Sungai yang besar itu [Ay.18]. Abram yang sempat ragu namun TUHAN meneguhkannya melalui perjanjian dengannya.
Sementara itu dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, meskipun dalam keadaannya yang berduka dalam tahanan, Paulus memberi peneguhan dan semangat kepada jemaat Filipi yang sedang dilanda krisis tekanan politik saat itu. Paulus menasehati mereka bahwa “Kewarganegaraan kita terdapat di dalam surga dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat [Flp3:20]. Paulus juga mengingatkan jemaat untuk tetap “Berdirilah dengan teguh dalam Tuhan” [Flp 4:1].
Belajar dari Abram yang diteguhkan oleh janji Allah demikian pula kita diingatkan melalui pengalaman tiga murid bahwa Yesus adalah sungguh Anak-Nya yang telah menebus dosa-dosa manusia. Kita juga mempunyai kewajiban untuk meneguhkan sesama seperti yang dilakukan oleh Paulus kepada jemaat di Filipi. Di saat banyak orang mengutamakan perkara-perkara duniawi sebagai tujuan hidup mereka, kita diingatkan untuk memiliki tujuan hidup yang berbeda yaitu menantikan kedatangan juruselamat kita Yesus Kristus. Mari kita tetap berdiri teguh dalam Tuhan. [DN]