Bacaan I : Yer. 31:7-9; Bacaan II : Ibr. 5:1-6;
Bacaan Injil : Mrk. 10:46-52.
SIAP TAAT
Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya dan membiarkan mereka berada dalam kemalangan. Bacaan pertama menceritakan tentang janji keselamatan Tuhan bagi Israel yang dinubuatkan oleh Nabi Yeremia. Mereka yang dibuang dan diasingkan dari tanah Israel akan dituntun pulang kembali oleh Tuhan. Tidak semua dari mereka berada dalam kondisi yang baik-baik saja, ada yang cacat (buta dan lumpuh) dan juga ada perempuan yang sedang mengandung serta melahirkan (Yer 31:8). Mereka memohon kepada TUHAN dan Dia akan memimpin dan melindungi perjalanan mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah sungguh mengasihi umat-Nya.
Kasih Allah kepada umat-Nya yang bisa dibaca di dalam kisah-kisah Perjanjian Lama nampak pula di dalam diri Yesus. Jika dahulu Bangsa Israel berteriak karena penderitaan mereka di negeri Mesir, maka dalam bacaan Injil hari ini seorang pengemis buta berteriak kepada Yesus karena kondisi yang dideritanya. Orang buta ini bernama Bartimeus, anak Timeus. Dia ingin bertemu dengan Yesus. Sayangnya ia tidak dapat melakukannya karena kelemahan fisiknya. Namun Bartimeus memiliki pendengaran yang baik. Ketika didengarnya yang lewat itu Yesus dari Nazaret, mulailah ia berseru “Yesus, Anak Daud kasihanilah aku.” Akhir kisah dari Bartimeus bukanlah pemulihan pengelihatannya oleh Yesus, melainkan lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya (Mrk 10:52). Tidak dijelaskan secara rinci kemana dia mengikuti Yesus, namun di dalam lanjutan perikop ini adalah perjalanan Yesus memasuki kota Yerusalem untuk memulai penderitaan-Nya.
Menjadi pengikut Yesus berarti siap taat kepada-Nya. Penulis surat Ibrani mengajarkan kepada kita tentang teladan ketaatan. Dua tokoh ditampilkan oleh penulis yaitu Harun dan Yesus. Baik Harun maupun Yesus diangkat Allah menjadi Imam Besar dan mereka tidak mempunyai keinginan untuk memuliakan diri mereka sendiri. Yesus yang adalah Anak Allah, menunjukkan ketaatan yang mutlak sesuai kehendak Bapa-Nya. Demikian pula dengan kisah Bartimeus yang dapat dimaknai sebagai perjalanan spiritual seseorang setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus dan dipulihkan. Dia tidak menyibukkan diri dengan menikmati keindahan dunia. Dia menanggalkan keduniawiannya dan memilih untuk mengikuti Yesus. (rw)