17 Agustus 2019
HIKMAT ALLAH MEMERDEKAKAN HIDUPKU
Paroki Serpong mendapat kunjungan Romo Eko Wahyu, OSC yang kini makin dikenal umat katolik se-Nusantara lewat upload video di Youtube. Umat katolik di sekitar Serpong dan Tangerang segera menghubungi panitia dari Seksi Kerasulan Kitab Suci, dan dalam sekejap bangku terjual habis.
Seminar ini diselenggarakan tanggal 17 Agustus 2019 di auditorium GOP 9 The Breeze BSD. Tampil dengan jubah Ordo Salib Suci, Romo Eko membuka seminar dengan berbalas pantun bersama para Romo gereja Santa Monika. Sesuai dengan tema “Hikmat Allah Memerdekakan Hidupku” Romo lalu mengangkat kutipan Kitab Suci dari Mazmur 111: 10 dan Amsal 9: 10 yaitu “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan”. Yang dimaksud dengan takut akan Tuhan bukan karena Tuhan akan menghukum dosa-dosa manusia, tetapi kita takut bila semakin jauh dari Tuhan, karena tidak mau bertobat atau meninggalkan dosa-dosa kita.
Orang yang beriman yakin bahwa Tuhan yang akan membawa kita kepada keselamatan kekal, dan untuk itu kita justru harus semakin dekat dengan Tuhan untuk memperoleh hikmat. Orang yang berhikmat adalah orang yang mau dibimbing Allah untuk membawa damai. Romo Eko lalu mengutip pesan dari Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo tentang orang majus yang ingin bertemu Yesus. Pengalaman dengan Tuhan mengubah pribadi kita menjadi lebih baik. Romo Eko lalu bertanya pada peserta seminar, “Apakah Tuhan “mencobai” atau “menguji” manusia?” Menurut Romo Eko, Tuhan tidak pernah mencobai manusia untuk jatuh ke dalam dosa. Yang mencobai manusia adalah Iblis.
Tuhan menguji iman kita lewat penderitaan, baik penderitaan kita sendiri atau lewat penderitaan orang lain. Semua penderitaan itu membuat kita semakin peduli dan memiliki kasih seperti Tuhan Yang Maha Pengasih. Lewat ujian penderitaan, banyak orang yang mencari Tuhan dan bisa merasakan pertemuan dengan Tuhan sebagaimana orang majus. Untuk mengubah penderitaan menjadi berkat, ada 2 hal yang harus kita lakukan yaitu: “LET GO” untuk hal-hal yang menyakiti kita dan “LET GOD” di mana kita percaya Tuhan yang membantu kita.
Selain Romo Eko Wahyu, juga hadir Agustinus Adi Kurdi salah satu aktor Indonesia ternama. Pemeran Abah dalam sinetron “Keluarga Cemara” pada tahun 90-an ini menceritakan kisah hidupnya yang juga sangat inspiratif. Dipandu oleh moderator yang juga artis cantik —Donna Agnesia, Abah Adi Kurdi menceritakan, ia mulai tertarik membaca Kitab Suci karena ingin mengenal Yesus di usia 31 tahun. Ketika itu ia beragama Islam, tapi tertarik untuk mempelajari agama Kristen karena ia tidak mengerti cerita dalam Kitab Suci. Ketidakmengertian ini mendorongnya untuk bertanya pada Pastor di gereja katolik Matraman kala itu. Dibimbing oleh Pastor Aloysius Luis Diaz, SVD, Abah Adi Kurdi mempelajari Kitab Suci dan memutuskan untuk dibaptis menjadi Katolik. Aktor yang kini berusia 71 tahun, masih setia menjadi pengikut Kristus meskipun saat ini ia kehilangan penglihatannya akibat penyakit glaukoma. Meski buta, tapi kini ia bisa menikmati kebutaannya karena membuatnya semakin menghargai orang lain tanpa membeda-bedakan.
Abah Adi Kurdi mengakhiri sharing kehidupannya dengan berpesan, ”Kenalilah Kitab Suci, cobalah mengerti, memahami, dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita akan menjadi orang yang berhikmat serta merdeka dari ambisi akan hal-hal duniawi.”
Seminar ditutup dengan Misa Peringatan Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-74, dipimpin oleh Romo Eko Wahyu, OSC dan Romo Yohanes Haris Andjaja, OSC. Indonesia tetap merdeka, dan kita pun sebagai pribadi semakin berhikmat hingga kita merasakan kemerdekaan pribadi. (Eleonora Francisca)