SEDIKIT TENTANG TEOLOGI AMBO.
Tempat pewartaan Sabda Allah sudah sepatutnya memiliki kekhasan, ataupun keistimewaan. Tampilan ambo bisa mencerminkan sikap hati umat (Gereja) terhadap martabat Sabda itu sendiri. Gampangnya, ambo yang jelek mungkin mencerminkan kurangnya penghargaan umat terhadap martabat luhur Sabda Allah atau Kitab Suci. Harus selalu disadari bahwa perayaan-perayaan liturgis selalu pertama-tama berdasarkan pada Sabda Allah dan dihidupi oleh-Nya. Santapan pertama dihidangkan lewat meja Sabda itu. Dari ambo kekayaan Sabda dibagikan kepada jemaat. Jemaat dapat “mencicipi manisnya Sabda” dan “dipenuhi oleh cinta Kristus yang melampaui segala pengetahuan”. HANYA SATU AMBO Hanya ada satu ambo dalam pengertian sebenarnya, yakni yang sesuai dengan teologi di atas. Seperti halnya hanya ada satu altar dalam satu gereja, maka ambo pun demikian.